School Bullying

"Tak bisa kah engkau berhenti mengejarku ? Aku lelah berlari .."

Kisah pilu ini bermula ketika keinginanku berubah dari semua keculunanku ini, menjadi suatu kata dimana mereka bisa mengatakanku "keren" .


Seperti biasa , pagi ini aku kembali memasuki kelas yang aku anggap seperti neraka . Ya, semua orang selalu mencibir penampilanku yang selalu nampak rapi berdasi dan berkaos kaki panjang selutut dengan kacamata bulat dan rambut dikepang dua.

"Hai culun, dandananmu indah sekali hari ini." kata-kata seperti itulah yang kuterima setiap hari.

Itu bukan sebuah pujian, melainkan sebuah ejekan .

Dan semua nya akan sunyi sejenak saat bel masuk kelas berdering. Sesaat mungkin aku bisa bernafas lega . Namun untuk jam istirahat nanti, pasti akan ada kejadian yang lebih dari ini. Setidaknya sekarang aku bisa tenang.

Mrs. Emily pun masuk ke kelasku. Hari ini adalah pelajaran matematika , pelajaran favoritku.

"Hari ini saya akan membagikan hasil ulangan harian kalian. Sejujurnya saya cukup kecewa karena nilai kalian tidak sebagus ulangan-ulangan sebelumnya."

Mrs. Emily pun mulai menyebut nama-nama murid di kelasku.

"Alexandro .. 80"

Alex maju ke depan dengan wajah cukup muram.

"Alvino .. 55"

Dan Alvino maju dengan ekspresi datar.

"Benedicta .. 85"

Dicta maju sambil memberi tatapan kemenangan pada Alex yang merupakan jawara tampan dan cerdas di kelasku.

"Cindy Carmela .."

Mrs. Emily diam sejenak dan menyuruhku untuk maju.

"Cindy .." Mrs. Emily tersenyum kepadaku.

"Murid-murid temanmu Cindy mendapatkan nilai sempurna, yaitu 100. Berikan tepuk tangan untuk Cindy."

Teman - teman ku memberikan tepuk tangan. Tapi dari sorotan mata mereka, mereka nampak tak ikhlas.

Tak apalah, yang penting Mrs. Emily telah memberikan apresiasi untukku.

Aku kembali duduk ke bangku ku , diam , dan merenung.

--- Bel istirahat berbunyi ---

David yang merupakan teman se geng Alvino menghampiri ku dengan muka sangar nya.

"Heh Melon, jangan mentang - mentang dapat nilai sempurna kamu langsung senang ya, sekarang kamu kerjain PR Kimia ku! Atau ga, kamu bakal tau akibatnya!" David mengancamku.

Aku tak berani mengelak, karena akibatnya akan sangat parah bila aku menolaknya. Jika aku menolak, maka tak luput seluruh barang - barang ku akan dirusak olehnya. Dan jika aku melaporkan masalah ini pada guru, maka dia bersama teman se gengnya akan bekerja sama untuk mengusik hidupku sepanjang hari. Biarpun ada yang melaporkan, mereka tak pernah jera , mereka akan mengulangi perbuatan yang sama lagi dan lagi . Dan sekolah ku tak berani mengeluarkan ultimatum untuk mengeluarkan mereka dari sekolah dengan alasan status keluarga mereka.


Aku tak pernah mengerti mengapa status keluarga mereka dapat menaklukan pihak sekolah. Sekolahku tak dapat bertindak banyak. Jujur saja aku kecewa ..

"Baiklah .." aku mengangguk dan menerima lemparan buku dari David.

Dengan lirih aku mengerjakan tugas kimia milik David . Seketika itu juga ada yang datang dan duduk di sebelahku.

"Cindy.."

Aku kaget dan hampir saja melompat dari bangku ku . Setelah ku simak baik - baik , ternyata dia Alex.

"Cindy mengerjakan PR di sekolah ?" tanya Alex memulai percakapan.

"Hmm .. hmm .. bukan , aku sudah selesai mengerjakannya di rumah." ujarku gugup.

"Lalu , kamu mengerjakan PR milik siapa?" Alex melanjutkan.

"I.... ini punya David." aku mengecilkan suara ku karena takut terdengar oleh David dan kawan - kawannya.

"David?!" Alex kaget.

"Sst .. aku mohon, jangan laporkan tentang ini." aku memohon pada Alex.

Alex menghela nafas , "Baiklah, jika itu pinta mu. Aku sebenarnya kasihan padamu." Dia mencoba menghiburku.

"Terimakasih Alex." aku tersenyum kecil.

Ku lihat sekeliling, akhirnya aku menyadari bahwa sekelilingku menatap sinis padaku karena Alex berada di dekatku.

"Hm, aku keluar dulu ya .. tetap semangat!" Alex meninggalkanku.

Gracia segera menghampiri dan mendorongku .

"Melon centil, ngapain kamu dekat - dekat dengan Alex? Dia itu milikku! Bukan milik manusia culun seperti kamu!" Gracia mencibirku.

Kemudian Kenny datang dan ikut mencibirku.

"Iya nih, melon ga tau diri! Alex itu milik kita - kita , jadi kamu ga usah berharap gitu deh bisa dekat dengan dia."

Aku hanya bisa diam, rasanya aku ingin menangis.

"Oh .. Tuhan , apalagi cobaan yang harus kuhadapi hari ini? maafkan dosa hamba ya Tuhan."

Setelah mereka puas mencibirku , mereka mulai mengobrak - abrik tas milikku.

"Tas usang masih aja dibawa-bawa , hahaha.." Kenny memulai cibirannya kembali.

"Mungkin dia mungut di tempat pembuangan sampah kali, biasa , dia kan nyadar kalau orang culun seperti dia ga pantas buat pakai barang mewah." Gracia mencibir lebih keras lagi.

Aku tak tahan lagi, air mata mulai menetes di kedua pelupuk pipi ku .

Dan kembali mereka mengejek ku , kali ini dengan sebutan "cengeng" .

Alex yang baru saja datang dan melihat situasi tersebut, langsung menghampiri dan melerai. Dengan gagah Alex menasihati gadis - gadis itu dan mereka meninggalkan ku sambil menggerutu.

"Kamu tak apa - apa kan Dy?" Alex menanyaiku.

"Gpp kok lex, aku sudah lebih baik sekarang, terimakasih ya." aku menjawab dengan nada lega.

"Baguslah kalau begitu." Alex melontarkan senyum menawan nya pada ku. Senyuman yang dapat membuat gadis - gadis terbuai dan terpesona.

Kringgg ..... kringgg ..... kringgg ..... 

Bel berdering dengan nyaringnya, tanda pelajaran berikutnya akan dimulai. David datang dan menagih janji ku padanya. Dan kembali lagi, tak ada kata terimakasih atas semua pekerjaan ku ini.
Aku hanya menghela nafas panjang dan mencoba bersabar , ku fokuskan pikiran ku untuk belajar dan mencoba melupakan semua masalah yang menimpa ku hari ini .

----- Bel pulang sekolah berdering -----

Aku segera memasukkan buku dan peralatan menulis ke dalam tas ku . Aku ingin segera keluar dari kelas penuh penderitaan ini . Namun ketika aku sampai di depan pintu kelas, ada seseorang menarik seragamku .

"Hey melon, mau cepat - cepat pulang ya?" suara Gracia mengancamku.

Aku membalikkan badanku dan mengangguk kecil .

"Oh begitu, tapi , sebelum kamu keluar dari penjara harian mu, kamu harus menerima tantangan kami." suara Gracia semakin mendalam.

Aku pasrah dan hanya berkata, "Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa segera pulang?"

Gracia pun tertawa kecil dan melanjutkan pembicaraan, "Karena sikapmu yang centil dengan Alex, aku ingin taruhan denganmu . Apakah Alex bisa menjadi pacarmu dalam sebulan."

Aku pun menelan ludah, "P... pacar? yang benar saja?"

Gracia melanjutkan, "Iya , kalau kamu bisa menjadi pacar Alex dalam sebulan, maka sebagai hadiahnya, kamu tidak akan kami ejek lagi dan kamu boleh ikut dengan geng kami. Dan sebuah hadiah yang lebih keren daripada itu.."

"Apakah itu?" aku merasa penasaran.

"Kamu akan kubebaskan dari geng nya David, jadi kamu tidak perlu merasa khawatir. Hidupmu akan bebas!" Gracia berusaha meyakinkanku.

Aku terdiam sejenak dan membayangkan perkataan Gracia , "Hidupmu akan bebas!" 

Demi membebaskan diri dari neraka ini , membebaskan ku dari penderitaan selama ini .. aku pun menyanggupi tantangan Gracia.
"Aku bersedia." ucapku.

"Haha, baiklah tantangan dimulai dari besok sampai 3 hari kedepan, kalau kamu tidak berhasil, kamu akan kembali menerima semua siksaan dari kami. Tapi .. aku ga yakin kalau kamu bisa menjadi pacar Alex selama sebulan, seminggu aja rasanya Alex udah ogah - ogah an, hahahaha. Yaudah , goodluck ya melon culun." Gracia melepaskan genggamannya dan pergi meninggalkanku.

Tanpa mereka sadari sesungguhnya Alex menguping pembicaraan mereka dari belakang . Alex kini tau situasi yang sedang dihadapi Cindy . Dalam hati, Alex ingin menolong Cindy.

Di sisi lain ..

"Aku harus bisa! Cindy pasti bisa!" aku meneguhkan keyakinan dalam hatiku.

"Hanya sebulan Cindy. Sebulan demi kebebasan seumur hidup!" aku terus memikirkannya sepanjang perjalanan pulang.

----- Keesokan hari -----

Tidak seperti biasanya, Cindy yang biasanya pendiam kini berusaha mendekati Alex . Cindy mulai menjalani tantangan dari Gracia . Sementara itu Gracia dan Kenny terus mengawasi Cindy .

Segala upaya dilakukan Cindy untuk bisa membuat Alex menyukai nya, namun tak membuahkan hasil hingga hari kedua . Namun pada hari ketiga ..

---

Cindy yang tengah duduk dan bersiap - siap menerima kekalahannya sedang bingung dan resah .

"Aku gagal .." pikirku.

"Mungkin aku memang harus menerima kenyataan bahwa beginilah takdirku, tak bisa membebaskan diri dari semua penderitaan ini."

Tiba - tiba Alex datang dan menghampiriku ..

"Cindy .." suara lembut Alex membuatku menatapnya.

"Iya Alex ada apa?" terdengar suara penuh keputus asaan ku.

"Sebenarnya aku sudah tau mengenai tantangan itu."

Aku kaget .. "Benarkah? Darimana kamu tau?"

"Sst.." Alex mengunci bibirku dengan telunjuknya.

"Sekarang .. aku ingin mengajukan satu pertanyaan untukmu, jawablah dengan anggukan."

Aku mengangguk.

"Baiklah, Cindy Carmela .. Apakah kamu mau menjadi pacarku?" Alex menembakku.

Dan sekali lagi aku menjawab dengan anggukan. Tanda nya kini aku berpacaran dengan Alex.

"Aku berhasil!" gumamku.

Akhirnya Tuhan menyelamatkanku. "Terimakasih Tuhan .."

Aku segera memberitahu Gracia , awalnya Gracia tak percaya.

"Tidak mungkin .. aku yakin tidak akan bertahan hingga sebulan!" Gracia pun bertanya pada Alex , dan Alex juga mengangguk.

"Ini mustahil .. mustahil!" Gracia memegang kepalanya.

"Tidak ada yang mustahil Gracia." Alex menjawab dengan mantap dan itu membuat Gracia semakin gila.

---

Setelah kejadian itu, kehebohan melanda satu kelas. Tidak hanya Gracia yang bersikap kontra , tetapi hampir seluruh gadis di kelas tidak percaya dengan hal itu.

Dan kini, Cindy Carmela , gadis terculun di sekolahnya tidak lagi terkenal karena sebutan culun . Alex benar - benar mengubah hidupnya . Untuk sementara waktu, mereka menganggap Cindy tidak lagi culun. Namun , apakah itu akan bertahan lama?

----- Sebulan kemudian -----

Aku menghadap pada Alex , "Trims Alex, kamu telah menyelamatkanku dari semua kesengsaraanku." aku tersenyum pada Alex.

"Iya , sama - sama Cindy , aku mencintaimu."

"Tapi, sebelum nya aku minta maaf, aku ingin mengakhiri hubungan kita, aku rasa, sudah cukup aku merepotkanmu." perasaanku menjadi tidak enak.

Muka Alex yang semula tersenyum berubah menjadi sebuah wajah kekecewaan.

Apa yang terjadi ?

Ternyata Alex diam - diam menyukai Cindy ketika mereka berpacaran .

"Aku telah menolongmu, jadi pertahankanlah hubungan kita." Alex menolak.

"Tapi Alex, aku tidak sungguh - sungguh mencintaimu. Ingatlah perjanjian kita semula."

"Lupakan perjanjian kuno itu! Aku telah larut dalam hubungan ini." Alex tetap bersikeras.

"Alex, aku tidak suka melanggar janji." aku mulai kesal.

Tiba - tiba Alex memboyongku menuju tempat sepi dan merangkulku.

"Aku tidak mau kehilanganmu." Alex merayuku.

Aku berusaha melepaskan rangkulannya dari ku . Satu masalah baru muncul lagi, dan ini lebih parah dibandingkan ketika mereka mencibirku culun.

Aku pun berusaha lebih keras lagi untuk melepaskan rangkulan Alex dariku. Akhirnya aku terlepas dan aku segera berlari menjauhi Alex. Aku tetap memutuskan hubunganku dengan Alex.

---

Keesokan hari , aku menghampiri Gracia dan menagih janji nya pada ku . Namun, apa yang dijanjikan oleh Gracia tidak satu pun dipenuhi olehnya. Dia menganggapku telah lancang & merendahkannya. Sedetik kemudian aku bersimpuh dan air mata ku mulai bercucuran memohon agar Gracia memenuhi janjinya . Gracia tetap menolak dan menganggap semua nya tidak sah . Ia pergi meninggalkanku dan kini semua orang kembali mencibirku sebagai seorang culun.

Aku hanya bisa menangis , menangis , dan menangis .

Semua impian ku untuk membebaskan diri dari neraka ini tak berhasil. Justru satu masalah baru datang kembali padaku . Cobaan kian berat menghampiriku .

Tak ada lagi sosok Alex dulu yang ramah dan selalu menghiburku . Kini aku hanya bisa menghindar darinya . Dia mengejarku terus menerus . Aku tak bisa bersembunyi lagi .

Aku lelah berlari .. berlari dari semua penderitaan ini ..

Jika aku terlahir hanya untuk menerima semua kenyataan pahit ini , maka izinkanlah aku untuk tenang satu detik saja. Hanya satu detik. Dan aku ingin, ketika mereka semua berhasil menangkapku, aku tidak akan pernah lagi membuka kedua bola mata ku ini, biarlah aku bahagia dalam anganku saja , selamanya.


 ~ End ~

Comments

  1. ah i always think that i wish i could understand bahasa indonesia...:p

    so, i understand a little :p

    hm...
    it seems that we have a similar problem.
    excellent person will be jealous...

    i hope the girl is not you...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sorry for late reply. Woaa! I'm proud for your dedicated about Indonesian language. I'm proud to have a sister like you :D Hm.. it's only a fiction story. Created by my mind not by the reality :D

      Delete
  2. Casino, Hotel and Table Games - MapyRO
    Find your favorite 김해 출장안마 Table Games at MapyRO's Casino & Hotel, located 서울특별 출장샵 in Murphy, New 파주 출장안마 Jersey. No 포항 출장샵 upcoming casino 영천 출장샵 event found.

    ReplyDelete

Post a Comment